Kamis, 06 Mei 2010

RONGGENG DUKUH PARUK #1

Sepasang burung bangau melayang meniti angin berputar-putar tinggi di langit. Tanpa
sekali pun mengepak sayap, mereka mengapung berjam-jam lamanya. Suaranya
melengking seperti keluhan panjang. Air. Kedua unggas itu telah melayang beratusratus
kilometer mencari genangan air. Telah lama mereka merindukan amparan
lumpur tempat mereka mencari mangsa; katak, ikan, udang atau serangga air lainnya.
Namun kemarau belum usai. Ribuan hektar sawah yang mengelilingi Dukuh Paruk
telah tujuh bulan kerontang. Sepasang burung bangau itu takkan menemukan
genangan air meski hanya selebar telapak kaki. Sawah berubah menjadi padang
kering berwarna kelabu. Segala jenis rumput, mati. Yang menjadi bercak-bercak hijau
di sana-sini adalah kerokot, sajian alam bagi berbagai jenis belalang dan jangkrik.
Tumbuhan jenis kaktus ini justru hanya muncul di sawah sewaktu kemarau berjaya.
Di bagian langit lain, seekor burung pipit sedang berusaha mempertahankan
nyawanya. Dia terbang bagai batu lepas dari katapel sambil menjerit sejadi-jadinya. Di
belakangnya, seekor alap-alap mengejar dengan kecepatan berlebih. Udara yang
ditempuh kedua binatang ini membuat suara desau. Jerit pipit kecil itu terdengar
ketika paruh alap-alap menggigit kepalanya. Bulu-bulu halus beterbangan.
Pembunuhan terjadi di udara yang lengang, di atas Dukuh Paruk.
Angin tenggara bertiup. Kering. Pucuk-pucuk pohon di pedukuhan sempit itu
bergoyang. Daun kuning serta ranting kering jatuh. Gemersik rumpun bambu. Berderit
baling-baling bambu yang dipasang anak gembala di tepian Dukuh Paruk. Layanglayang
yang terbuat dari daun gadung meluncur naik. Kicau beranjangan mendaulat
kelengangan langit di atas Dukuh Paruk.
Udara panas berbulan-bulan mengeringkan berjenis biji-bijian. Buah randu telah
menghitam kulitnya, pecah menjadi tiga juring. Bersama tiupan angin terburai
gumpalan-gumpalan kapuk. Setiap gumpal kapuk mengandung biji masak yang siap
tumbuh pada tempat ia hinggap di bumi. Demikian kearifan alam mengatur agar
pohon randu baru tidak tumbuh berdekatan dengan biangnya.

0 komentar:

Posting Komentar

A LONG JOURNEY © 2008 Template by:
SkinCorner